Laman

Sabtu, 25 Mei 2013

KETAHANAN PANGAN

PENDAHULUAN
Program peningkatan ketahanan pangan dimaksudkan untuk mengoperasionalkan pembangunan dalam rangka mengembangkan sistem ketahanan pangan baik di tingkat nasional maupun ditingkat masyarakat. Pangan dalam arti luas mencakup pangan yang berasal dari tanaman, ternak dan ikan untuk memenuhi kebutuhan atas karbohidrat, protein lemak dan vitamin serta mineral yang bermanfaat bagi pertumbuhan kesehatan manusia.

PEMBAHASAN
Ketahanan pangan diartikan sebagai terpenuhinya pangan dengan ketersediaan yang cukup, tersedia setiap saat di semua daerah, mudah memperoleh, aman dikonsumsi dan harga yang terjangkau. Hal ini diwujudkan dengan bekerjanya sub sistem ketersediaan, sub sistem distribusi dan sub sistem konsumsi.
Tujuan program ketahanan pangan adalah :
1.      Meningkatnya ketersediaan pangan.
2.      Mengembangkan diversifikasi pangan.
3.      Mengembangkan kelembagaan pangan.
4.      Mengembangkan usaha pegelolaan pangan.
Peningkatan ketahanan pangan masyarakat masih menghadapi berbagai masalah baik pada tingkat mikro maupun makro. Pada sisi mikro, upaya pemantapan ketahanan pangan menghadapi tantangan utama dengan masih besarnya proporsi penduduk yang mengalami kerawanan pangan mendadak, karena bencana alam dan musibah serta kerawanan pangan kronis karena kemiskinan. Sedangkan pada sisi makro, upaya pemantapan ketahanan pangan menghadapi tantangan utama pada peningkatan optimalisasi pemanfaatan sumberdaya pangan domestik dan peningkatan kapasitas produksi pangan dalam era keterbukaan ekonomi dan perdagangan global.

Kebijakan peningkatan ketahanan pangan masyarakat dalam rangka revitalisasi pertanian, perikanan dan kehutanan diarahkan untuk meningkatkan kemampuan nasional dalam penyediaan, distribusi dan konsumsi pangan bagi seluruh penduduk secara berkelanjutan, dengan jumlah yang cukup, mutu yang layak, aman, dan juga halal, yang didasarkan pada optimasi pemanfaatansumber daya dan berbasis pada keragaman sumberdaya domestik. Kebijakan tersebut diarahkan pada terwujudnya kemandirian pangan masyarakat, yang antara lain ditandai oleh indikator secara mikro, yaitu pangan terjangkau secara langsung oleh masyarakat dan rumah tangga, serta secara makro yaitu pangan tersedia, terdistribusi dan terkonsumsi dengan kualitas gizi yang berimbang, pada tingkat individu dan wilayah.
Menyikapi tantangan tersebut, strategi pemantapan kemandirian pangan pada masyarakat dilakukan melalui kebijakan pokok ketahanan pangan yaitu (a)menjamin ketersediaan pangan masyarakat; (b) menjamin cadangan pangan pemerintah dan masyarakat; (c) mengembangkan sistem distribusi dan perdagangan pangan yang adil dan efisien; (d)meningkatkan aksesbilitas rumah tangga terhadap pangan; (e) menjaga stabilitas harga pangan; (f) mencegah dan menangani keadaan rawan pangan dan gizi; (g) melakukan diversifikasi usaha produksi dan konsumsi pangan; (h)menata lahan dan air; (i) meningkatkan peran serta masyarakat dan; (j) mengembangkan sumberdaya manusia. Untuk lebih meningkatkan implementasi kebijakanpokok ketahanan pangan tersebut, Departemen Pertanian dalam program pembangunan pertanian tahun 2005-2009 mengembangkan program peningkatan ketahanan pangan berbasis masyarakat di perdesaan yaitu Pengembangan Desa Mandiri Pangan.

Penutup

Demikian tugas ini saya buat dengan sebagai mana mestinya. Saya meminta maaf apabila tugas ini kurang berkanan dihati para pembaca. Itu semua tidak terlepas dari kelemahan dan kekurangan pengetahuan saya. Terima Kasih.

Kamis, 16 Mei 2013

ARTIKEL


FINAL FA CUP


Wigan Athletic mencatat sejarah untuk pertama kalinya meraih gelar Piala FA. Pada partai final di Stadion Wembley, Sabtu (11/5/2013), The Latics menang 1-0 atas tim raksasa Premier League, Manchester City. Ben Watson menjadi pahlawan kemenangan Wigan, yang sedang terancam degradasi dari Premier League. Gol sundulannya di masa injury time mengoyak jala Joe Hart, yang sekaligus memupus harapan manajer Roberto Mancini untuk mempersembahkan gelar hiburan bagi City di musim ini, setelah mereka gagal mempertahankan gelar Premier League dan terdepak di fase grup Liga Champions. Meskipun lebih diunggulkan, City nyaris tak memiliki peluang bagus untuk membobo gawang Wigan, yang dikawal Joel Robles. Duet Sergio Aguero dan Carlos Tevez, yang ditopang gelandang serang asal Spanyol, David Silva, nyaris tak berdaya menembus kokohnya pertahanan Wigan. Justru sebaliknya, Wigan, yang di ajang Premier League sedang terseok-seok dan terancam degradasi karena menempati peringkat ke-18, memiliki peluang emas pada menit ke-35. Menerima umpan terobosan, Callum McManaman berhasil mengecoh penjaga gawang City, Joe Hart, yang berusaha menutup pergerakannya di sisi kanan gawang. Sayang, ketika bola digiring ke tengah, pergerakan McManaman ditutup beberapa pemain. Akibatnya, bola tendangan yang dilepaskan ke arah gawang yang tak lagi dikawal Hart, masih membentur kaki Pablo Zabaleta, sehingga selamatlah City dari kebobolan. Sampai peluit panjang tanda paruh pertama usai, tak ada gol yang tercipta. Di babak kedua, City tetap bermain agresif tetapi mereka tetap kesulitan membuat gol. Malah Wigan nyaris mencetak gol jika tendangan bebas Shaun Maloney di menit ke-75 tak membentur mistar gawang. Pada menit ke-85, City bermain dengan 10 orang setelah Zabaleta terkena kartu meraih akibat melanggar dengan keras McManaman. Inilah momentum bagi Wigan untuk bangkit dan mulai menguasai jalannya pertandingan. Gol yang dinantikan tiba di masa injury time, ketika Watson menyundul bola  tendangan pojok Maloney.